Kenapa Harus Pakai Tailwind CSS? Ini Alasan yang Bikin Ngoding Makin Cepat & Rapi
Part Sebelumnya...
Ketika banyak developer masih asyik menulis CSS manual dan menyusun class seperti sedang menyulam taplak meja, muncul sebuah pendekatan baru bernama Tailwind CSS. Tapi pertanyaan yang sering muncul: “Emang kenapa sih harus pakai Tailwind? CSS biasa juga bisa kok.”
Jawaban pendeknya: karena hidup kita udah cukup ribet, jangan bikin front-end tambah ribet.
Nah, sekarang kita jawab panjangnya…
Tailwind Bikin Kamu Lebih Fokus ke Komponen, Bukan Ke Styling Rumit
Biasanya, ketika bikin tombol baru, kamu harus:
- Bikin class
.btn-primary
- Tulis CSS-nya manual
- Lalu panggil di HTML
Dengan Tailwind, kamu tinggal langsung tulis di HTML:
Nggak perlu bolak-balik file, nggak perlu mikir “nama class ini apa ya?”
Tailwind bikin kamu mikir UI, bukan urusan teknis yang bisa diulang.
Bebas Gaya Tanpa Tergantung Komponen Bawaan
Framework seperti Bootstrap bagus, tapi kadang bikin UI kita kelihatan “template banget.” Semua tombol seragam, semua card mirip.
Dengan Tailwind, kamu bebas mendesain dari nol, tanpa batasan desain default.
Kamu mau button berbentuk lonjong dengan bayangan warna neon? Bisa.
Tailwind bukan ngeganti desainmu, tapi ngasih kamu kuas dan cat warna-warni.
Bisa Reusable, Tapi Tanpa Harus Bikin Class Berulang
Banyak yang bilang: “Tapi class Tailwind panjang-panjang!”
Benar, tapi kamu bisa bikin komponen reusable dengan:
-
@apply
di file CSS (untuk bikin class ringkas) -
Extract komponen di React, Vue, atau Blade (Laravel)
Misal:
Lalu panggil di HTML biasa: <button class="btn">
Simple, kan? Dan tetap efisien.
Cepat, Apalagi Saat Kolaborasi Tim
Tailwind mempercepat:
- Pengerjaan prototipe
- Kolaborasi dengan designer (karena utility-nya mirip Figma)
- Pemahaman antar-developer (semua styling ada di HTML, gak perlu nyari ke CSS)
Dan karena Tailwind punya dokumentasi super lengkap, siapa pun bisa ikut dalam waktu singkat — termasuk front-end yang baru pindahan dari UI/UX.
Responsif & Dark Mode Cuma Modal Prefix
Kamu cukup tulis:
Voila! Sudah responsif dan support dark mode.
Tanpa media query manual. Tanpa if-else penuh keringat. Tailwind ngajarin kamu: “Less drama, more results.”
Auto-Purge CSS: File Kecil, Performanya Gesit
Tailwind secara default akan menghapus semua class yang nggak dipakai saat proses build. Artinya:
- File CSS kamu nggak bakal gendut kayak habis lebaran
- Loading page lebih cepat
- SEO & performa pun naik
Cocok untuk Framework Modern
Tailwind bukan anak nakal yang suka jalan sendiri. Dia:
- Kompatibel dengan React, Vue, Angular, Svelte
- Enak banget dipasang di Next.js, Laravel, Astro, dll.
- Didukung plugin seperti
@tailwind/typography
,forms
, danline-clamp
Kalau kamu udah main di dunia komponen modern, Tailwind akan terasa seperti sahabat yang ngerti kebutuhanmu.
Tapi... Tailwind Bukan Obat Segala Masalah
Tailwind memang powerful, tapi bukan berarti cocok buat semua orang.
- Kalau kamu desainer visual yang lebih suka drag & drop, ini akan terasa terlalu teknis.
- Kalau kamu benci melihat HTML penuh class, ini akan sedikit menyiksa di awal.
Namun setelah beberapa hari dipakai… banyak yang nggak mau balik lagi ke CSS manual.
Tailwind CSS bukan sekadar tren.
Dia adalah cara kerja baru: lebih modular, lebih cepat, dan lebih masuk akal untuk membangun antarmuka di zaman sekarang.
Memang awalnya terasa aneh. Tapi begitu paham, kamu akan menyadari:
“Loh, kok sekarang ngoding UI jadi enak ya?”
Post a Comment